Tampilkan postingan dengan label EuroSnippet. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label EuroSnippet. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 07 Januari 2017

EuroSnippet (Ep.1)

Terima kasih pada saudari Shelly Tsania sudah naik bus dari Pforzheim ke Frankfurt selama 3 jam dilanjutkan
dengan Frankfurt ke Berlin selama 11 jam dengan leher dan bokong yang gempor.

Episode kali ini tidak akan panjang, karena Diella sedang dalam lingkaran tak berujung bernama Ujian Akhir Semester. Enggak ding, berujung kok besok tanggal 17.

2016 penuh dinamika yang menyenangkan, tapi ada juga pait pait dikitlah. Salah satu dari hal pokok yang menjadi pusat dinamika di 2016 adalah mempelajari manusia. Iya, observasi spesies diri sendiri. Seperti blog favoritku Mangkuk Kata bilang, bahwa mengamati manusia itu menyenangkan, menghadapinya saja yang menyusahkan.

"You can manage your money, but it is not the case when it comes to human."

Kita, manusia adalah bagian paling tidak dapat ditebak yang ada di seluruh muka bumi. Lalu, sebagai mahasiswa bisnis aku dituntut untuk benar-benar memahami manusia. Kan gila.

Dengan justifikasi bahwa yang menjalankan bisnis itu manusia, nilai dari bisnis tersebut juga untuk manusia, jika aku pemimpin; aku harus mempimpin manusia, jika aku pengikut; aku dipimpin oleh manusia. Omong kosong dengan barang atau jasa yang aku tawarkan, jika aku tidak memahami manusia maka aku tidak memahami bisnis.

Iya masuk akal, namun untuk dapat 100% memahami manusia itu tidak masuk akal.

Ketika sampai di Berlin dari Hamburg, Rizka dan aku janjian di depan KFC yang letaknya sangatlah terhalang gelapnya kehidupan Berlin. Muter setengah jam dan kemudian aku melihat siluet shaiank Rizka lalu selama 3 jam kami muterin Christmas Market di Alexander Platz sambil bercerita banyak. Riz, dirimu harus tau aku rindu nonton bersamamu. Cinta banget lah datang ke Berlin jauh jauh dari Feransis.

POKOKNYA RENCANA NONTON BARENG LEWAT SKYPE KUDU TERLAKSANAKAN!


Paginya, sekitar jam 9 pagi Shelly muncul di lobby, kami caw menuju stasiun kereta di sekitar Alexander Platz. Agak nyasar karena kami sok tau, kemudian Shelly tanya ke mba-mba yang sedang jalan santay pake bahasa Jerman! Omg, you make mama proud.

Tujuan pertama kami adalah ke Tembok Berlin, saat ini terkenal dengan nama East Side Gallery.  Konon katanya, ini adalah gallery terpanjang di dunia (ya iyelah orang bekas tembok yang ngebelah satu negara). Dari tembok yang ujungnya nggak ngerti lagi berakhir di mana, cuman ada satu spot yang ramai orang foto.

Foto dua bapak petinggi Soviet dan Jerman kissing each other in a very passionate kiss, EW JIJIQUE! 
That picture is not a joke, itu adalah realita yang terjadi pada 1979 ketika anniversary ke 30 Republik Demokratik Jeman dan Jerman Timur. Mereka bilang itu adalah ciuman persaudaraan petinggi sosialis, but EW! You can still be saudara tanpa kudu ciuman begitu, pak.

I dont understand, dan mungkin para delegasi dalam forum tersebut juga nggak nyangka kalau pempimpin mereka akan berciuman dalam forum resmi. Ya semata karena mereka manusia; spesies paling tidak bisa ditebak di muka bumi.

2016, tahun di mana yang awalnya asing menjadi orang terdekat dan orang yang aku pikir akan selamanya dekat, sekarang menjadi asing.

Ya, kita tidak akan mampu secara pasti memahami dan menebak kita; manusia.

Ohiya, perjalanan kami lanjutkan ke Holocaust Memorial, numpang ngehangatkan diri di coffee shop, pipis bayar 1 euro (pipis-bayar-14ribu), sholat di ruang ganti H&M, menyaksikan Shelly bahagia makan burger walau gagal beli di The Bird, muter di Hackersh Market cari souvenirs yang harganya ja0000h lebih murah dari di pusat kota, ke Museum Altes, dan foto di depan bangunan yang kita kira Berlin Dom, TERNYATA BUKAN! bego emang HAHAHAHAHA

ps. Riz, kata mama cepet pulang.
ps. Shel, jangan lupa piring piring untuk mama.




Rabu, 21 Desember 2016

EuroSnippet (Ep. 0)


This is not merely a trip where the happiness is 100%
With the other 5 people I adore,
We had been pulling the suitcases for not just few kilometres
Catching the trains with flipping moods
Looking for the taxis with the cold attacking the deepest bones of ours

Laughing at all the little small things happen inside our hostel room
Ensuring the well being of each other

This is not merely a trip where the happiness is 100%
Where I need to face a lose as a winner, winner for my own at least
Where the happiness, gratitude and slight disappointment are perfectly mixed by the end of my throat
Where I feel the coldest and warmest at the same time
Where every steps in Hamburg were fulfilled by both hopes and worries

This is not merely a trip where the happiness is 100%
Jaw-dropped by the magnificient Charles Bridge, by the beauty of old town square, by the stairs we stepped to be ‘slapped’ by the charm of this city; Prague

This is not merely a trip where the happiness is 100%
The bustle of Berlin where many Germans call it as their pride-metropolitan, for a while calmed by the warmth of Christmas Market where the families, friends and the loved ones enjoying the night of December

Where my heart is slightly broken by the separated families addressed as East and West Germans; divided by just a 5 meters-height of wall
Where my heart is choked up by the fact that people were killed because of their certain belief, and memorized by the simple grey monument called Holocaust
Where my eye is wide-opened by the fact that two leaders decided to kiss (yes, it is French kiss) each other in a formal conference to ensure that the cold war really ended

The cold of Berlin witnessed the reunited of three girls, wandered around the blinking Christmast Market, laughed around the H&M shops yang betebaran udah kayak indomart, impressed by the little souvenirs shops, and enjoyed the history of this crowded town.

This is not merely a trip where happiness is 100%


ps. Episode 0 ini adalah gambaran kasar se-kasar permukaan sandal terapi yang tajem-tajem itu,
aku akan lanjutkan beberapa episode selanjutnya dengan cerita yang lebih asique!
Cheers
Diella