Rabu, 21 Desember 2011

Anak Alay Berbulu Domba

Hari ini, semua orang terlihat biasa. Ibu terlihat biasa, Ayah juga, Adik juga gitu. Intinya semua terlihat biasa. Mas-mas yang jual koran di perempatan Jombor juga terlihat biasa, tapi siapa tau dibalik kebiasaan mas-mas jual koran itu dia lagi desperate mikirin istri dan ke-enam anaknya dirumah. Akupun juga terlihat biasa, tapi dibalik kebiasaan itu aku lagi remuk. Sangat remuk. Sangat amat banget remuk.

Tadi malem, semaleman bbman sama Nindy dengan segala ketidaksehatan rohani kami. Dan tiba-tiba suasana bbm hening pas aku bilang "Dub, gue kangen sama Bambang (nama disamarkan). Ini klimaksnya dub. Gue galau." Ketika itu jam 23.34 WIB. Kemudian aku minta dikirimin lagunya Agnes Monica yang Rindu, aku sedang kekurangan media buat galau.

selama aku mencari
selama aku menanti
bayang-bayangmu dibatas senja
matahari membakar rinduku
ku melayang terbang tinggi

tuk slalu mega-mega
menembus dinding waktu
kuterbaring dan pejamkan mata
dalam hati kupangil namamu
semoga saja kau dengar dan merasakan

getaran dihatiku
yang lama haus akan belaianmu
seperti saat dulu
saat pertama kau dekap dan kau kecup bibir ini
dan kau bisaikan kata-kata ku cinta padamu


Tiga bait diatas, bait favoritku. Iyasih, semua liriknya bagus kok. Cuman aku paling suka yang itu aja. Apa lagi yang, Dalam hati kupanggil namamu, semoga saja kau mendengar dan merasakan. Aku sebut namanya tigakali, dan tiba-tiba dia muncul cuman pake kolor dan kaos putih oblong disampingku. Aku sebut namanya tigakali, entah ini sakit dan sesek. Tapi aku nikmatin. Aku nikmatin keperihan yang gak sebentar ini, sembilantahun men!. It takes 9years for loving him.

Dengan earphone nempel ditelinga, aku diam. Hening. Cuman ada suara pompa di akuarium, sama suara lagu tentunya. Aku sering bertanya ;
Apa pernah anda memikirkan saya, seperti saya memikirkan anda?
Apa pernah anda merasa kuatir terhadap saya yang sangat besar, seperti saya mengkuatirkan anda?
Apa pernah anda merindukan saya, seperti saya merindukan anda?
Apa pernah anda merasa kalut dan galau yang disebabkan oleh saya, seperti saya kalut dan galau gara-gara anda?
Apa pernah anda menunggu pesan singkat saya datang, seperti saya menunggu pesan singkat anda datang?

Apa pernah anda berharap untuk bisa bertemu saya di jalan, seperti saya berharap untuk bertemu anda dijalan? Melihat muka anda.
Dan masih banyak lagi pertanyaan "Apa pernah" yang ingin aku lontarkan ke elo Bambaaanggg!


Pada pukul itu juga (baca; 24.00 WIB) aku bbm-an sama seorang gadis, cantik, pintar, bersahaja, rajin menabung yang kenal sama Bambang tapi tentu saja gak selama aku kenal sama Bambang. Dan dia tau banyak sekali hal tentang Bambang. Aku pun cuman bisa nyengir nahan perih bbm-an sama dia. Akhirnya aku pamit sama dia untuk tidur.

Aku bangun, mempersiapkan diri untuk bertemu Tuhan. Bersuci. Kemudian mengabdi.

Aku menemukan sebuah berita. Berita pagi yang sangat amat, bikin aku . . . . R.E.M.U.K.

Aku senyum. Menahan cairan hangat di pelupuk mata yang udah teriak "Gue mau keluar dari sini woy!". Aku diam. Nenangin diri untuk sejenak. Mensugesti diri seraya berkata "Lo gak papa kok Diel, tenang ajalah. Lo gak papa. Dari pada gini, mending lo joget pantat ala Riyanti aja deh~"

Ya, kalian pasti tau dan ngerti. Sebrutal dan sepreman apapun seorang cewek, dia pasti akan tetap membutuhkan pundak sahabatnya ketika sedih. Aku langsung bbm Enop, well, she always makes me feel better with her-own way. Aku juga bbm Nindy, dia juga bikin aku enakan dengan caranya sendiri juga. (Cara Enop sama Nindy sangat amat beda kalo nanggepin sesuatu yang aku ceritain. Tapi, mereka sama-sama bikin enakan kok.)

Oke, aku coba buat senyum. Buat narik dua ujung bibir keatas dan membentuk setengah lingkaran itu ternyata gak mudah kalo lagi remuk luar dalem gini. Dan sekarang, semua pertanyaan "Apa pernah" itu udah kejawab kok. Dengan satu jawaban simpel, tegas dan . . . menyakitkan. TIDAK. Well, jawaban dari semua pertanyaan aku itu, tidak.

Ibu minta ditemenin ke supermarket untuk belanja. Di dalam mobil, aku ngeliat orang orang yang selalu terlihat "Biasa". Dan di hari itu juga, di supermarket itu banyak kenangan masa lalu tentang Bambang yang menyeruak. Aku ingat, ketika aku sama Bambang gak sengaja ketemu di parkiran. Dia pake baju garis-garis warna merah. Sedangkan aku pake kaos polos warna biru muda. Warna baju kami sama sekali gak match. Dan sekarang, hati kami yang sama-sekali-TIDAK-match.

Semua kejadian itu, seakan meneriakkan aku sesuatu bahwa. Aku terlalu sangat angkuh untuk berkata "Aku gak papa kok, aku bukan anak alay yang sedih-sedihan kaliiikk!" Ternyata, aku juga bisa jadi anak alay. Anak alay berbulu domba. Dari luar aku memang terlihat biasa, stay cool. Tapi dalamnya, aku remuk dan alay.

Banyak kenangan yang ada. Sembilan tahun. Waktu yang tidak sebentar untuk merasakan kenangan-kenangan itu. Aku jadi ingat. Dua bulan yang lalu, kita smsan. Ketika aku tanya. "Lagi apa bambang?"
Lalu kamu jawab.
"Lagi nungguin sms mu dateng. Hahahaha :p"
Aku bengong. Anda, seorang Bambang yang stay cool abisss dan ternyata bisa nggombal kayak gitu. Dan berefek besar ke aku. Aku yang waktu itu, lagi nyatetin bayaran buku temen-temen kelas (baca: bendahara) saking saltingnya aku sampe salah nulis 'Lunas' malah jadi 'Ulnas'. Dan sekarang pun, kalau aku menulis kata "Remuk" akan tetap menjadi "Remuk"

Kalo lagi gini, biasanya aku suka Goyang Endang Bambang. Goyang dombret sambil bilang "Oke, aku akan mundur" berulang-ulang. Kemudian dibelakangku ada jurang besar, dan aku mundur-mundur. Terperosok ke jurang itu. Dan mati. Judul beritanya "Seorang anak alay berbulu domba ditemukan tewas di jurang, karena Goyang Endang Bambang." Kemudian keluar pasal bahwa Goyang Endang Bambang tidak boleh dilakukan.

Hari ini, hari yang sangat amat berharga. Hari dimana aku menemukan jawaban atas semua pertanyaanku itu. Hari dimana aku sudah bisa menentukan arah dan keputusan secara tegas. Hari dimana, aku banyak belajar, aku belajar untuk tidak banyak berharap dari siapapun. Terimakasih Bambang.

Sincerely, Diella

Tidak ada komentar:

Posting Komentar