Sabtu, 23 Agustus 2014

tes pasien satu, tes pasien dua-rojer rojer!

Sudah sudahi sudah post post sedih ala ala anak lulus sma, lulus ya bukan lolos.

Hobi baru akhir akhir ini; abis isya bobok sampe tengah malem bangun bangun segala sosmed udah kayak diciptakan untuk maba maba UGM aja.

Ah hidup memang gak selalu lempeng, bos


Malam ini seperti malam-malam sibuk sebelum UNAS, SNMPTN, SBMPTN dan UM. Sesibuk apapun dan secapek apapun, tetep aja disempetin nulis. Bedanya beberapa bulan ini kesibukanku cuman nonton drama.

Benar kata dian indra-warkop-gila lu ndro-diyan indro satu dari 0 orang yang mencabut setelah lolos UI, apasih yang lebih menyedihkan dari anak anak kecil yang hafal lagu orang dewasa. Sedihnya itu dimana mana gak cuman di sini doang, pernah suatu hari pulang sekolah anak kecil sebelah rumah nyanyi lagu Cakra Khan yang 'kau pergi ku kembali', entah judulnya apa. Dan tadi sore, iya tadi sore mereka bikin aku tambah sedih lagi-mereka nyanyi lagi Jupe-Aku Rapopo!

Jadi lagu wajib anak sekolahan sekarang adalah Aku Rapopo dan Oplosan, iya kah pak Nuh Muhammad?

Menurut aku generasi 90an adalah generasi yang nyaris tidak tertolong, coba lu lahir geser dikit aja jadi 2000an. Umur 7 tahun udah pake kacamata-kebanyakan main ipad.

Sejak kelas satu sekolah dasar sampe kelas enam, setiap liburan puasa pasti ke rumah Budhe dan Pakdhe di Temanggung-sampe lebaran tiba dan sekeluarga besar kumpul di sana. Dan ketika itu aku nggak pernah tau kalau momen itu akan sangat terkenang sampe sekarang.

Hidup ku di temanggung selama 3 minggu setiap tahunnya tidak pernah tidak bahagia. Sambil ketawa ini ngetiknya, sampe sampe saking deketnya sama tetangga tetangga di sana pas kelas empat pernah dikasih surat cinta sama tetangga samping rumah. Coz i was born to be sok jual mahal girl-yang menyebabkan sampe sekarang jomblo, I tolak dia sambil ketawa ketawa sama sepupu. Dan setelah itu suratnya disobek sobek dibuang ke kolam ikan lele..........................................................

Aku nggak pernah menyangka satu persatu memori masih sangat melekat, secara sangat detil, amat detil.

I miss the way Budhe teriak "Ayo pasien satu, pasien dua bangun. Kita harus sahur!"
Iya pasien, karena aku sama sepupu setiap sahur sama sekali gak pernah bangun dari kasur. Dan dalam keadaan yang bener-bener setengah sadar, kita sahur.
Gimana caranya?

Oke, bayangkan ada dua anak umur 8 dan 9 tahun berbadan gembul tidur terlentang dan seorang ibu paruh baya bawa piring berisi dua porsi makanan. Dan makanan itu wajib berkuah. Dengan sabar sang ibu paruh baya itu menyuapi dua anak ini yang posisinya tidur.
"Ayo pasien satu buka mulut." biasanya aku lah pasien satu dan sepupu pasien dua.
si anak-pasien satu ngunyah makanan tanpa melek sama sekali.
"Sekarang pasien dua, aaaaakkk" giliran si sepupu, mbak hani.
Ada kalanya lauknya ketinggalan dan kami cuek aja makan nasi, karena fokus kami tidur-bukan sahur.

Setelah itu bakal ada moment of silent karena Budhe keluar naruh piring dan bikin susu.
"Ayo pasien satu minum susu dulu biar kuat puasanya."
"Ayo pasien dua juga."
Ada kalanya kami haus dan seret
"Budhe mau air putih."
"Ohya pasiennya mau air putih"

Sesi makan selesai, Budhe keluar kamar. Dan kami lanjut tidur dengan posisi yang sama ketika sahur.

Dan itu berlangsung setiap bulan ramadhan selama 6 tahun.

Life was so simple right?

Semua memori seakan muncul bebarengan dan mak brek.
Kami nggak punya handphone, ipad. Tapi jauh lebih bahagia. Jauh.

Apasih yang membahagiakan ngeliat anak sd main ipad.
Tahu rasanya naik pohon kelengkeng rame-rame, sambil makan kelengkengnya langsung?
Tahu rasanya menghitam karena main di sawah tiap sore?

I wish my future children will feel how glad it is to be kids.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar