Jumat, 02 September 2016

Romatic Side of Horror Movies



Diajakin nonton film horror adalah kelemahan daku, daku tak kuasa untuk menolak.

I love horror movies and I am the one who scream the loudest ya, harap maklum.

Obsesiku terhadap film horror dimulai dari sekuel Insidious, ya sebelum itu film horror termasuk ew! list dalam hidupku. Konsep film horor dengan darah dimana-mana dan bunuh-bunuhan is no no for me, apalagi film horor berkonsep setan yang keramas. OMG, suka gagal paham eke.

Film horor Thailand juga, aksen dialog mereka.......jadi lawak filmnya :(

Hari Rabu minggu lalu bisa dikata hari yang lumayan panjang, kemudian ada pesan dari Farah

F: Ayo ketemuan jam 4 JCM, terus lanjut Lights Out.
D: Lights outnya jam berapa?
F: Jam 6.45
D; Aing dateng abis magrib yaw
F: Jalan dulu lah sebelum itu
D: Malas

Sorry Far, you know which I want the most. *evil laugh*

I am a hardcore fan of film horor yang berkonsep family-bonding, dan ternyata Lights Out juga!

Rasanya hebat aja, dalam film yang bikin orang jerit-jerit juga suka nggak sengaja cakar temen sebelah, ada pesan yang bikin leleh; the love of family.

Tau kan gimana usaha sang Ayah mencari anaknya di dunia (yang entah dunia apa) dalam Insidious 1 & 2?
Juga rasa kangen anak perempuan ke mendiang Ibunya sampai dia terus ingin komunikasi, dan jadi akar masalah di film Insidious 3.

Juga gimana hangatnya keluarga Warren dalam pembasmian isu per-cenayang-an!

Even horror movies are romantic for me, kecuali yang keramas, loncat-loncat dan bunuh-bunuhan ya, I need to emphasize this.

Plus for those yang nutupin mata kalau nonton film horror, terutama Aya; teman setia nonton sekuel Insidious yang nutupin mata pake LKS dan cuman liat subtitelnya doang. Geez, you all better give your 35K rupiah to me.

Happy weekend cool people!
Diella
My other family; Mama Fida dan annoying sister Farah.
Jangan heran, Mama Fida sedang mimikri sama kursi XXI.

ps. Ada rekomendasi film horor yang berkonsep family-bonding lain?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar