Minggu, 28 Agustus 2011

Too Deep to Feel

Jempol kananku masih asik naik turun geser-geser trackpad hape, baca-baca timeline di twitter. Gada twit menarik untuk di RT malam ini, badan juga capek ngantuk bener. Si jempol bau masih nari-nari diatas trackpad, setelah beberapa saat jempol bau ini nemu twit yang lumayanlahh. 

"Mencoba pingin buat tulisan kayak Raditya Dika. Dibaca ya.. :p" kata Nindy di twitter. Otomatis sirine dikepala bunyi ketika ada kata 'TULISAN' dan 'RADITYA DIKA' . Untuk kata yang pertama (baca: tulisan), bisa dibilang aku ini cewek yang apresiatif terhadap kata itu. Apapun tulisan nya, dari yang waras sampe yang idiot pasti dengan hati riang gembira aku baca (kecuali tulisan di buku pelajaran IPS) . Dan ketika denger kata 'RADITYA DIKA', yang terlintas adalah tulisan yang ditulis Nindy ini pasti tulisan yang gak ada unsur seriusnya sama sekali. Info sedikit, Abang yang satu ini (baca: Raditya Dika) mengakui bahwa dia penulis terbodoh saat ini. Tapi entah kenapa, aku pribadi sangat amat banget nge fans sama Abang Radit. Well mungkin karena kita berasal dari spesies yang sama, Idiotik. Mungkin.

Kalo aku bilang, dua kata itu; tulisan dan Raditya Dika. Dua kata ajaib yang bisa ngilangin capek dan ngantuk yang ketika itu ngeroyok badan. Dan saat itu juga, aku langsung buka netbook dan baca cacatannya Nindy. Baru aku baca kalimat pertama, ternyata pemikiran bahwa tulisan ini adalah tulisan yang gada unsur seriusnya itu salah. Tulisan ini berbentuk note di fesbuk, yang awalnya aku kira ini sebuah curhatan dari Nindy. Kemudian aku baca kata demi katanya, tiba-tiba aku merinding eh ! Aku sadar cacatan yang dibuat Nindy ini ternyata punya alur yang sejalan sama yang apa aku rasain. It's too deep to feel.

Unhesitantly, aku RT twitnya "Uwooo, habis baca notenya Nindy, sabar ya sayang"
Dan apa yang dibales ama Nindy,
dia bilang "itu bukan curhatan sayang, itu ga menunjuk ke aku. Lebih ke umum doang. :))"
Jujur, aku sedikit tengsin. Tapi mengingat aku ini makhluk idiotik, ah biarin aja kalo aku sok tau.  Woooo, note nya bagus loh Nin ;D ijin majang note mu di entry ini yahhh..

Eh Pil, dari judulnya aja note ini dah dalem banget loh eh. Cekibrot aja deh yaaahh..

"Sesuatu Yang Sangat Ingin Aku Katakan Kepadamu" Oleh Anindita Rahmadiani

Apa kau tau? Aku selalu terlalu bahagia saat mataku bisa mengamati setiap detik gerakmu saat kau terlihat oleh mataku. Melihatmu tanpa kedip hingga kau hilang dibalik zat padat yang membuat mataku tak terjangkau melihatmu. Aku melihatmu dari ujung hingga ujung tanpa sedikitpun terlewatkan. Caramu tertawa, berbicara, bahkan berjalan, yang membuat sedikit rasa rinduku ini hilang walaupun kita tak pernah bertemu mata, sapa dan kata. Tetapi, rindu-ku ini bagai tak mau tau, ia terlalu egois, ia selalu ingin bertemu dengan orang yang ia rindukan, ya kau. Atau, dia akan merengek bagai bayi, dan menyesakkan hatiku, tanpa henti. Kau tau, betapa aku iri dengan bayangmu, yang selalu satu inci lebih dekat denganmu. Ya, aku iri dengannya, bagaimana aku selalu dan selalu mencoba lebih dekat denganmu. Tetapi ia selalu bersama-mu, setiap waktu, setiap detik. Aku mencintaimu di setiap molekul dalam tubuhmu, setiap inci tubuhmu, bagaimana itu bisa terlihat sangat indah di-mataku. Tetapi, apa kau pernah tersadar? Ada aku yang selalu mengamatimu disana. Ada yang tertawa kecil disana saat melihat kau tertawa, walaupun itu bukan untukku. Ada yang selalu berusaha sempurna didepanmu, seakan semua itu penting. Seakan dengan aku merapikan rambut, merapikan semuanya, itu bisa membuatmu mencintaiku. Jujur, aku benci bagaimana aku harus tengkurap dengan bantal diatas kepala saat melihat namamu ada di kotak masuk ter-atasku, tersenyum, lalu berpikir, bagaimana aku harus membalasnya. Itu tak semudah yang kau kira, aku menulis, menghapusnya, dan menulis lagi, seakan semua itu harus sempurna. Dan berusaha memilih kata-kata yang benar tanpa salah sedikitpun agar kau, yang diseberang sana bisa tertawa saat membacanya. Karena, kata orang, cara membuat orang jatuh cinta adalah dengan membuatnya tertawa. Hal konyol, tapi semoga semua itu benar. Dalam menulis ini pun, aku masih ragu untuk mengirimkannya. Apakah kata-kataku ini tanpa salah? Apa kata-kataku ini cukup sempurna untukmu? Oh ya, ada satu hal yang aku ingin katakan padamu di akhir kata-kata tolol yang hanya menghabiskan waktumu ini. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu apa adanya. Jangan pernah lagi kau berusaha untuk sempurna, karena kau sudah terlalu sempurna dimataku. Aku takut hatiku makin tak kuat melihatmu semakin sempurna. Dan... Janganlah pergi, tetaplah dalam jangkauan mataku. Karena, dibalik semua ini, semua kata-kata tak penting ini, dibalik setiap perhatian yang kuberi padamu, aku takut kehilanganmu. Aku takut tanpamu. Ya, aku takut sendirian. Tanpamu.

Bagus yah? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar