Kalut itu enggak kewl.
Yah, kenapa semua orang bilang gitu, apa benar anak galau itu bukan anak kece.
Tiap ujan dateng, hawa galau juga ikutan dateng, memori lama terkuak semua, duduk di samping jendela liat ujan yang makin lama makin banyak, awan yang makin lama makin item, kelam.
Yah, kelam.
Aku selalu berusaha nekanin diri sendiri "hey, elo mau tambah gak kece, udah jangan galau."
Sekali lagi berusaha untuk tidak galau agar tetap terlihat kece, tapi ujungnya tetep aja galau dan enggak kece. Mungkin gue tidak dilahirkan sebagai anak kece.
Ini capturan smsku ke Nindy.
ada yang disensor sih, gapapa yaaaaaa.
Kalau yang ini galau dihari selanjutnya.
Mungkin alarm mereka enggak sebanding dengan kelelahan yang mereka rasakan. Yap, Nindy dan aku enggak tau kapan mereka akan bangun. Tersadar. Terjaga. Dan Membalas senyum setia kami. Iya, kami cuman bisa diam di samping pintu kamar mereka, tersenyum. Kadang ingin rasanya nyibak poni mereka yang jatuh di tepat di kening atau membenahi bed cover mereka yang tersibak ke bawah tempat tidur. Tapi entah apa, bisep dan trisep kami enggak sinkron dengan kata hati. Iya, kami hanya bisa diam. Dan terseyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar