Muhammad Nurul Huda. Sebenarnya dia bukan teman satu kelas yang otomatis aku enggak dekat dan kenal baik sama dia. Tapi karena didorong rasa solidaritas dan sekalian belajar untuk lebih peduli sesama aku akhirnya ikut ke rumah duka bareng sama Tata, Harits dan Herdian. Kehilangan, sedih, menyesal dan berusaha keras untuk melepas Almarhum, itulah yang tersirat di raut wajah sang Ibu Almarhum ketika aku menjabat tangan sang Ibu.
Almarhum sudah siap untuk dikebumikan, menyatu dengan tanah dan kemudian menghadap Tuhan. Aku sama Herdian memutuskan untuk enggak ikut ke pemakaman tapi si Tata sama Harits bersikukuh untuk ikut ke pemakaman. Aku berdiri diam di samping Herdian yang lagi ngobrol sama teman-teman lain. Tiba-tiba aku termenung, menyadari banyak hal dari kejadian ini.
Hal pertama, tentang kematian. Iya, kematian siapa yang tau? Cuman Tuhan. Kita sebagai hamba-Nya musti siap kapanpun untuk berpulang. Aku jadi ngerti kenapa orang tua selalu ngingetin buat ibadah mulu. Kesiapan hamba Tuhan yang sampai sekarang aku belum bisa meraih titik ‘kesiapan’ tersebut untuk berpulang.
Kedua tentang kasih sayang seorang Ibu yang memang enggak akan pernah habis. Tentang ketulusan seorang Ibu yang harus susah-susah membesarkan anaknya, mendidik, tapi juga harus rela untuk kehilangan anaknya ketika anaknya belum bisa membalas jasa Ibu. Tentang kelapangan hati seorang Ibu untuk berkata “Maafkan anak saya ya nak, kalau dia berbuat salah dulu. Maaf ya nak.” Kepada teman-teman anaknya. Hal ini ngingetin aku untuk terus nurut sama Ibu sebelum aku yang pergi atau Ibu yang pergi.
Ketiga mengenai solidaritas sahabat. Sahabat, sosok ini buat aku pribadi tingkatnya ada tepat di bawah keluarga, urutan teratas ada Tuhan, keluarga, lalu sahabat. Bahkan ketika kita pergi, berpulang sahabat tetap ada untuk kita, merelakan airmata mereka dan memaafkan hal-hal konyol menyakitkan hati yang kita berbuat.
Hari ini, Rabu 14 Maret 2012 aku dapet pelajaran yang enggak akan aku dapatkan di sekolah ataupun lembaga pendidikan lain. Terimakasih Huda, walaupun kita sama-sama enggak mengenal baik tapi kamu udah ngajarin tiga hal penting dipenghujung harimu. Be fine over there dude. Good bye, and we will miss ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar