Minggu, 24 Januari 2016

I call it a short trip

The perks of musim hujan adalah kenyamanan tingkat akhir untuk goler goler di kamar sembari membaca dan menonton drama korea, tapi musim hujan andil besar dalam merubah rencana jadi wacana. Contoh, kemarin wtwt rencana nonton sunset di Ratu Boko dan berakhir nonton sunset sambil makan shihlin di Amplaz. Tidak berbobot.

Sudah 2016, banyak perjalanan pendek yang muncul kemudian usai dan mulai lagi dengan cerita lain. Autoimun, salah satu perjalanan pendek sejauh 20 tahunnya diella island.

Tenang, ini bukan tulisan tentang surviving yang penuh emosional dan rekomendasi klinik mana yang jitu.

Autoimun (cari aja di google apa maksudnya, malaz jelazin) sudah ada dibadanku sejak SMA kelas 2-sekitar 4 tahun lalu. Baiknya adalah aku terkena di tulang, atau radang tulang. It used to hit me hard  for the last couple years, wqwq kek lirik lagu. Sakit bro. Kenapa baik? Karena ada pengidap autoimun yang terserang di darah dan itu ngeri abis karena ada kemungkinan untuk meninggal mendadak.

Thanks to Allah, its getting better now.

What I am going to say here; the perks of sakit dan harus ke rumah sakit dalam jangka panjang, rutin terapi dan segala tetek bengeknya adalah aku melihat dan bertemu banyak sekali orang yang kurang beruntung kondisi fisiknya. Ketika antre untuk kontrol rutin glaucoma di Yap yang rame nya kayak mau nonton konser, aku ngobrol dengan ibu paruh baya yang mata sebelah kirinya udah nggak bisa lihat. Belau datang jauh-jauh dari Kediri dan harus antre dari jam 9 sampai 4 sore.

She said to me berkali kali, "Mbak jangan lupa obatnya yang rutin supaya nggak kayak saya ya pas besok udah tua."
I was smiling and nodding.

Ada efek yang luar biasa ketika rumah sakit sudah seperti rumah kedua; belajar untuk bersyukur yang sangat amat efektif, ESQ-ESQ ama mario teguh kalah dah.

Dan semakin lebar mata terbuka bahwa setiap orang punya perjalanannya masing-masing; ampuh sebagai motivasi untuk tidak mengeluh. Kata Fergie, "Big girls dont cry."

So thats one of my short trip within 20 years of breathing and eating.

Semoga segala resolusi 2016 tercapai!
Sebul cinta!

3 komentar:

  1. Diel, aku suka sekali caramu bercerita~ Lol
    Dan aku sangat setuju bahwa ada efek yang luar biasa ketika sering main ke rumah sakit, jadi sarana belajar untuk bersyukur yang sangat amat efektif. Jadi motivasi biar enggak gampang sambat alias mengeluh~

    Sebul cinta untukmu~ semoga resolusi 2016 segera jadi revolusi untuk seterusnya ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halooo mbak Amenggg.Hahaha tengkiu mbak, iyaps rumah sakit memang bau obat dan horor tapi pembelajarannya luwar byasak

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus