Sejujurnya ada yang aku merasa ew! dari sebuah liburan panjang. Kalau aku bilang aku bahagia liburan, itu lebih banyak bualannya; biar terlihat seperti manusia normal aja. Kecuali liburannya keliling timur tengah dan santai-santai minum es teh di Marrakesh ya.
Kenapa aku ew! dengan liburan?
Karena ketika liburan, I have too much leisure time kemudian aku akan terlalu banyak berpikir.
E.g
- What have I done for my life and people?
- I learn business at uni, but which theories that I have expertised and put into real practices?
- I am enough with going to uni lalu ujian lalu ngasal atau merasa bisa lalu lupa.
- And those 20s year old people in instagram who are traveling to places with no-self-funded at all karena jasa atau kecerdasan mereka. Geez those people makes me gemas with my self like kita sama sama 20an tahun but I have done almost nothing.
Another ew! moments of liburan panjang adalah; I stay at home too much and have no one to talk to.
Ini bisa bikin gila. Ya karena aku masih dalam proses recovery sakit dbd beberapa minggu lalu, dan memang masih lemezh buat keluar rumah seharian.
Emak Bapak pulang sore karena bekerja, ya I talk to them. I just need more people to talk to.
Kemudian aku dedikasikan minggu ini untuk keluar rumah setiap hari dan bertemu dengan teman-teman terkasih.
Kemudian aku dedikasikan minggu ini untuk keluar rumah setiap hari dan bertemu dengan teman-teman terkasih.
Bertemu dengan teman-teman tesayang, mendegarkan cerita mereka dan mereka mendengarkan aku bercerita. It is like painkiller of my stressful-self-unsatisfying-mode. Tetapi hanya painkiller, tidak mengobati.
Ohiya, kemarin aku bertemu dengan Hadi dan Harits; the dudes of my life. Mereka yang dua tahun lalu memberikan bingkisan ulang tahun berisi Indomie, but the letter attached membuat Indomie itu priceless! Ceritanya klik di sini!
Dilanjut catching up dengan SekJenTik (Sekretaris General Cantik. Ew.) , Zhifa. Dengan obrolan yang sangat berbobot seperti:
Dilanjut catching up dengan SekJenTik (Sekretaris General Cantik. Ew.) , Zhifa. Dengan obrolan yang sangat berbobot seperti:
Z: Iya di Ambon aku tiap hari makan nasi Padang, yel.
D: Jadi di Ambon ada nasi Padang, Zhif?
Z: Bukan! Nasi Pekanbaru adanya.
D: Emang ada?
Z: YA NASI PADANG LAH DIEL, WARUNG PADANG ADA DI MANA MANA.
Hehe. Sorry not sorry.
Ketika sudah berpisah lalu aku sendirian di tempat tidur, aku akan alay kebanyakan mikir lagi.
Kemudian aku memutuskan surhat dengan Nindi, calon psikolog yang aku yakin setelah lulus doi akan melenceng dari titel S.Psi; doi bakal jadi saudagar penakluk dunia perdagangan. Aing jadinya bingung surhat sama ngana.
Salah satu benang merah dari kegelisahan aku adalah:
kita sering lupa bahwa hidup itu
perihal kamu dan dirimu. Kompetisi antara kamu dan dirimu.
Selamat wiken!
Diella, 20 tahun, sedang punya self-issue dan butuh bertemu banyak orang untuk berbicara. Anyone else has self-issue?